Kamis, 17 Desember 2009

BERJUANGLAH !

Assalamualaikum Pembaca,
Pernahkah pembaca merenung tentang apa yang pembaca inginkan dalam hidup ini dan kemana hidup ini akan bermuara. Dalam kejenuhan rutinitas pekerjaan, seringkali tergambar ketidakpastian atas ujung dari perjalanan hidup ini. Kalau para motivator menyarankan kepada kita untuk memilih pekerjaan yang membahagiakan dan mengkayakan, namun tidak sedikit dari kita yang terjebak di dalam suatu sistem yang sungguh sangat rumit untuk diurai. Terkadang, ketika semangat juang sedang menurun, kita cenderung berfikir untuk keluar saja dari dalam sistem tersebut dan selanjutnya mencari lingkungan kerja yang baru. Namun ---di jaman seperti sekarang ini--- masih adakah lingkungan seperti itu? Rasanya, sangat sulit ditemukan. Di sisi lain, jika kita terus-menerus lari dari permasalahan, maka kita tidak akan pernah mencapai kedewasaan. Alangkah lebih baik jika kita mampu mewarnai sistem tersebut ---memperkenalkan budaya moral yang jujur, peka dan bertanggung jawab--- serta tidak larut dalam lingkungan kerja yang cuek, tidak tanggap, tidak produktif dan korup. Kita harus menjaga perilaku dengan berpegang teguh pada nilai-nilai kebenaran dan moral serta mengupayakan jalan yang terbaik agar kita memiliki kemampuan untuk mewarnai sekitar dengan cara yang lebih terstruktur dan terukur.
Pembaca, penting sekali untuk diingat bahwa kita harus senantiasa menjaga hati agar tetap gigih memperjuangkan apa yang menjadi visi hidup serta berbaik sangka kepada Allah SWT atas semua yang terjadi pada diri kita. Apapun yang terjadi terhadap diri kita, semuanya karena ijin Allah yang ditujukan untuk memuliakan dan mengangkat derajat kita. Oleh karenanya kita tidak boleh putus harapan dalam menghadapi segala persoalan yang datang menghampiri hidup kita. Kita harus terus maju, selangkah demi selangkah hingga tercapai apa yang kita perjuangkan. Asalkan kita fokus, insyaAllah Dia akan menghargai setiap tetes keringat kita. Maka dari itu, marilah teguhkan semangat, fokus pada visi hidup yang telah ditetapkan, dan berjuang untuk mencapainya! Wassalam,
Redaksi

Pendahuluan
Pembaca, sudahkah anda menetapkan visi hidup anda? Mungkin anda ingin menjadi orang Indonesia terkaya di Indonesia? Atau anda ingin memiliki karier yang sukses di bidang kuliner? Atau anda ingin membangun sebuah keluarga yang sehat, pintar dan tanggap terhadap penderitaan sesama? Apapun yang menjadi visi hidup anda seyogyanya dilakukan evaluasi secara bertahap terhadap pencapaiannya. Di akhir tahun seperti sekarang merupakan saat yang tepat untuk melakukan evaluasi atas apa yang telah kita kerjakan di waktu lalu untuk dilakukan perbaikan-perbaikan terhadap upaya-upaya yang belum menunjukkan hasil yang diharapkan dan membuat sesuatu yang lebih bermakna terhadap apa-apa yang telah kita raih. Perlu untuk selalu diingat bahwa sebaik-baik kualitas diri kita adalah ketika keberadaan kita bermanfaat bagi orang lain. Maka marilah kita bersama-sama berjuang bagi terciptanya kehidupan yang lebih baik.

Pada kesempatan ini, marilah kita buka kembali tuntunan Allah SWT yang tertulis di dalam Surat Al Qashash (QS. 28) Ayat 77 yang berbunyi sebagai berikut:
“Dan carilah --- pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu --- negeri akhirat, dan janganlah melupakan bagianmu dari dunia dan berbuat baiklah, sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah engkau berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai para pembuat kerusakan.” (Sebagaimana tertuang dalam Tafsir Al-Mishbah karya M. Quraish Shihab, Volume 9, Cetakan X, Mei 2008).

Nasehat diatas bukan berarti engkau hanya boleh beribadah murni dan dilarang untuk memperhatikan dunia. Namun ini berarti bahwa engkau harus berusaha sekuat tenaga dan pikiran dalam batas yang dibenarkan Allah untuk memperoleh harta dan hiasan duniawi dan carilah secara sungguh-sungguh pada, yakni melalui apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dari hasil usahamu itu kebahagiaan negeri akhirat, dengan menginfakkan dan menggunakannya sesuai petunjuk Allah dan dalam saat yang sama janganlah melupakan, yakni mengabaikan bagianmu dari kenikmatan dunia dan berbuat baiklah kepada semua pihak, sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan aneka nikmat-NYA, dan janganlah engkau berbuat kerusakan dalam bentuk apapun di bagian manapun di bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai para pembuat kerusakan.

Banyak pendapat menyangkut kandungan pesan ayat di atas, ada yang memahaminya secara tidak seimbang, dengan menyatakan bahwa ini adalah anjuran untuk meninggalkan kenikmatan duniawi dengan membatasi diri pada kebutuhan pokok saja seperti makan, minum dan pakaian. Ada juga yang memahaminya sebagai tuntunan untuk menyeimbangkan kepentingan hidup duniawi dan ukhrawi. Penganut pendapat ini tidak jarang mengemukakan riwayat yang menyatakan: ”Bekerjalah untuk duniawi seakan-akan engkau akan hidup selamanya (tidak akan mati), dan bekerjalah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok.”

Ada heberapa catatan penting yang perlu digarisbawahi tentang ayat tersebut, agar kita tidak terjerumus dalam kekeliruan.
Pertama, dalam pandangan Islam, hidup duniawi dan ukhrawi merupakan satu kesatuan. Dunia adalah tempat menanam dan akhirat adalah tempat menuai. Apa yang anda tanam di sini, akan memperoleh buahnya di sana. Islam tidak mengenal amal dunia dan amal akhirat. Kalaupun ingin menggunakan istilah, maka kita harus berkata bahwa: ”Semua amal dapat menjadi amal dunia –walau shalat dan sedekah—bila tidak tulus.” Semua amal pun dapat menjadi amal akhirat jika ia disertai dengan keimanan dan ketulusan demi untuk mendekatkan diri kepada Allah, walaupun amal itu adalah pemenuhan naluri seksual. ”Melalui kemaluan kamu (hubungan seksual) terdapat sedekah.’ Demikian sabda Nabi SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim melalui Abu Dzarr.

Kedua, ayat di atas menggarisbawahi pentingnya mengarahkan pandangan kepada akhirat sebagai tujuan dan kepada dunia sebagai sarana mencapai tujuan. Dengan demikian, semakin banyak yang diperoleh –secara halal—dalam kehidupan dunia ini, semakin terbuka kesempatan untuk memperoleh kebahagiaan ukhrawi, selama itu diperoleh dan digunakan sesuai petunjuk Allah SWT. Itu juga berarti bahwa ayat ini menggarisbawahi pentingnya dunia, tetapi ia penting bukan sebagai tujuan namun sebagai sarana untuk mencapai tujuan.

Ketiga, ayat di atas menggunakan redaksi bersifat aktif ketika berbicara tentang kebahagiaan akhirat, bahkan menekannya dengan perintah untuk bersungguh-sungguh dan dengan sekuat tenaga berupaya meraihnya. Sedang perintahnya menyangkut kebahagiaan duniawi berbentuk pasif yakni, jangan lupakan. Ini mengesankan perbedaan antar keduanya. Berualngkali Allah menekankan hakikat tersebut dalam berbagai ayat, antara lain berbunyi: ”Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia (dibanding dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit” (QS. At-Taubah (9): 38)

Berjuang untuk Hidup yang Lebih Baik
Apapun profesi yang kita pilih dan jalani saat ini akan sangat berperan sebagai suatu rangkaian ”puzzle” bagi tercapainya kehidupan masyarakat yang lebih baik. Semua profesi memiliki kontribusi sendiri-sendiri, jadi marilah jalani profesi kita masing-masing dengan hati yang ikhlas, sabar terhadap segala tekanan yang datang dan senantiasa berjuang untuk menciptakan lingkungan yang lebih baik. Sadarilah bahwa apapun yang kita lakukan akan bernilai ibadah sepanjang kita melakukannya dengan senantiasa mengingat Allah SWT di hati. Dengan begitu kita akan senantiasa takut dan malu jika berlaku tidak jujur. Bagi ibu rumah tangga marilah cipatakan generasi yang beriman, sehat, cerdas dan peka terhadap keadaan sekitarnya. Pendidikan pertama seorang manusia diawali dari rumahnya, dia akan mengadopsi perilaku orang dewasa di sekitarnya. Jadi marilah kita membangun karakter pribadi kita hingga layak diteladani oleh para yunior yang ada di sekitar kita. Bagi generasi muda, anda sekalian merupakan calon pemimpin di masa depan, maka ambillah nilai-nilai baik dari sekitar anda dan jangan meniru perilaku buruk orang-orang di sekitar anda.

Pembaca yang baik, perlu diwaspadai adanya pandangan tentang pemisahan masalah dunia dan akhirat. Betapa banyaknya orang yang sholat tetapi tetap melakukan perbuatan yang dilarang agama? Mereka mungkin melakukannya dengan sadar dan mungkin pula melakukannya tanpa sadar bahwa apa yang dilakukannya termasuk dalam kategori yang tidak dibenarkan oleh agama ataupun aturan hukum yang berlaku. Berapa banyak orang-orang yang sudah berhaji namun tetap melakukan penyalahgunaan wewenang? Sesuatu yang salah tidak lagi disadari bahwa hal itu salah jika telah biasa dilakukan. Setanlah yang membuat hal itu nampak seolah-olah indah dan benar adanya. Oleh karenanya, marilah kita berjuang untuk membangun komunitas yang baik, yang dapat saling menjaga dan menasehati agar setiap anggota komunitas dapat meningkatkan kualitas dirinya menjadi manusia yang paripurna. Hal ini sangat tidak mudah, dan harus diawali dengan penyamaan persepsi tentang apa hakekat hidup dan kehidupan. Maka penting sekali untuk memilih teman-teman yang dapat diajak untuk berjuang bersama-sama mewujudkan kehidupan yang lebih baik. Ayo berjuang! Semaikan bibit kebaikan!

Pesan Kebaikan bulan ini:
Akhir tahun, saatnya melakukan introspeksi diri! Ayo, pompa semangat juang untuk menutup tahun dengan karya yang patut dikenang! Optimalkan potensi, kikis dengki di hati, tebarkan salam!

Rabu, 09 Desember 2009

POLA MAKAN YANG SEHAT (FAST FOOD – lanjutan)

Setelah kita belajar bagaimana menyimpan bahan makanan, mempersiapkan dan mengolah makanan yang benar, maka penting juga untuk mengetahui bagaimana pola makan yang benar. Pola makan yang benar akan menentukan asupan gizi yang masuk ke dalam tubuh, meliputi jumlah dan keseimbangan setiap unsur sesuai yang dibutuhkan tubuh. Secara umum, kelebihan makanan yang masuk ke dalam tubuh (intake) akan menyebabkan kegemukan, sedangkan kelebihan unsur tertentu dapat menyebabkan tekanan darah tinggi, kencing manis, stroke dan lain sebagainya. Pola makan yang sehat harus cukup karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan serat serta dikonsumsi pada waktu yang tepat. Pola makan yang benar harus dibiasakan sejak bayi, karena tubuh kita merekam semua proses, sehingga secara otomatis bioritmik tubuh akan berjalan sesuai yang kita biasakan. Ada baiknya kalau kita mengingat kembali ajaran “jangan makan sebelum lapar, berhentilah sebelum kenyang”.


Pendahuluan
Tidak ada makanan tunggal yang "baik" atau "buruk". Makanan yang bervariasi atau aneka ragam dapat menyebabkan makanan kita seimbang (=balanced diet). Secara alami, komposisi zat gizi setiap jenis makanan memiliki keunggulan dan kelemahan tertentu. Beberapa makanan mengandung tinggi karbohidrat tetapi kurang akan vitamin dan mineral. Sedangkan beberapa makanan lain kaya akan vitamin C tetapi miskin akan lemak. Maka untuk mencapai makanan yang sehat, sejumlah variasi makanan dalam jumlah sedang perlu dimakan. Upaya menanggulangi masalah gizi ganda, yakni kurang gizi dan gizi lebih, adalah membiasakan mengkonsumsi hidangan sehari - hari dengan susunan zat gizi yang seimbang.

Beberapa pesan gizi yang perlu untuk diikuti :
1. Makanlah aneka ragam makanan, karena tidak ada satu pun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi yang mampu membuat seseorang untuk hidup sehat, tumbuh kembang, dan produktif. Oleh karena itu setiap orang perlu mengkonsumsi aneka ragam makanan, kecuali bayi umur 0 - 4 bulan yang cukup mengkonsumsi ASI saja.
2. Makanan harus mengandung cukup kalori, namun tidak berlebihan untuk menjaga agar berat badan tidak lebih dari 10% di atas berat badan ideal. Apabila kecukupan kalori dapat terpenuhi maka pemanfaatan zat gizi yang lain juga akan optimal.
3. Kurangi asupan lemak, paling banyak 25% dari jumlah kalori yang berasal dari lemak. Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan jumlah energi, membantu penyerapan vitamin A,D,E, dan K, serta menambah lezatnya makanan. Tetapi bila asupan lemak berlebihan maka akan ditimbun dalam tubuh sebagai cadangan lemak. Adapun komposisi konsumsi lemak yang dianjurkan adalah 2 bagian makanan yang mengandung sumber lemak nabati dan 1 bagian mengandung sumber lemak hewani.
4. Kurangi asupan garam, paling banyak 3.00 mg garam natrium sehari yang ekuivalen dengan 1.5 sendok teh garam dapur.
5. Makanlah lebih banyak sayuran dan buah buahan, roti, dan sereal, paling sedikit 5 - 6 porsi buah dan sayuran per hari dan pilihlah roti yang wholemeal dan wholegrain.
6. Kurangi asupan gula, kurangi asupan makanan yang empty nutrient, tinggi kalori tapi tak mengandung zat gizi yang lain. Sama halnya dengan gula dan minyak hanya mengandung kalori saja tanpa ada zat gizi lainnya.
7. Batasi asupan alkohol. Alkohol merupakan sumber kalori yang mengandung 7 kalori per gram alkohol. Alkohol hanya mengandung kalori saja tanpa ada zat gizi lainnya.

Mengkonsumsi Fast food, sehatkah?
Selera dan gaya hidup orang Indonesia sekarang cenderung memilih makanan yang penyajiannya cepat dan menarik, kualitasnya baik dan kebersihannya terjamin. Hal ini yang ditawarkan oleh makanan fast food. Fast food outlet menjamur di kota - kota besar di Indonesia, lokasinya strategis di pusat perbelanjaan, supermarket dan mall. Meskipun fast food harganya lebih mahal dari makanan lokal, tetapi lebih diminati, lebih lezat dan lebih bergengsi di kalangan muda dan golongan ekonomi menengah ke atas.


Hal ini disebabkan fast food outlet mempunyai beberapa kelebihan seperti:
• Pelayanan yang cepat dan ramah: makanan dapat disajikan dalam hitungan menit.
• Nyaman, fast food outlet biasanya berlokasi di pertokoan, shopping center yang besar dengan tempat parkir yang mudah dan luas.
• Desain interior dan eksterior restoran yang menyokong.
• Promosi yang menarik dengan pemberikan hadiah, gimmick yang menarik bagi kaum muda.
• Kebersihannya terjamin.

Sekali waktu makan fast food tidak akan merugikan tubuh, tetapi bila fast food dimakan secara teratur, beberapa kali dalam seminggu, dapat menimbulkan masalah. Masalahnya tidak saja pada nilai gizi dari fast food tetapi juga pengaruh dengan perilaku makan terutama perilaku makan pada anak yang sedang tumbuh, karena bisa berlangsung terus sampai anak menjadi dewasa. Perlu diingat banyaknya kandungan lemak dalam fast food bila dikonsumsi berlebihan, dapat menyebabkan anak tumbuh menjadi obese, tapi ini belum menjamin bahwa anak itu sehat.

Karakteristik Fast Food
Berbeda dengan junk food, fast food mengandung sejumlah zat gizi seperti lemak, protein, vitamin, dan mineral, dalam jumlah sedang sampai banyak. Kerugian dari fast food adalah bahwa juga mengandung sejumlah besar lemak jenuh, kolesterol, garam natrium, dan tinggi kalori.

Pada umumnya, dapat dikatakan fast food mengandung :
1. Tinggi kalori, rata - rata makanan fast food mengandung sebanyak 50% dari jumlah kalori yang diperlukan sehari, berkisar antara 400 kalori sampai 1500 kalori. Hamburger yang besar, kentang goreng, milk shake mengandung 1.200 kalori, yang merupakan total kalori perhari yang diperlukan tubuh untuk seorang yang sedang menjalani diet. Oleh karena itu harus diikuti dengan upaya untuk mengurangi asupan makan
an yang lain.
2. Tinggi lemak, berkisar antara 40 - 60% kalori dalam fast food berasal dari lemak. Bahan seperti keju, mayonaise, cream dan metode deep frying mengandung tinggi lemak dalam makanan ini. Makanan yang diolah dengan cara deep frying mengandung lemak sapi dan telur yang juga mengandung tinggi kolesterol.
3. Tinggi garam. Beberapa jenis makanan mengandung natrium yang tinggi. Misalnya cheese burger mengandung 1.400 mg Natrium, yang merupakan lebih dari 1/3 gram maksimum yang dianjurkan perhari yang besarnya 3.300 mg atau 1.5 sendok teh garam perhari.
4. Tinggi kandungan gula. Asupan gula terbesar berasal dari minuman dan desert. Misalnya sekaleng minuman ringan mengandung 8 sendok teh gula, doughnut mengandung 6 sendok teh gula. Kandungan gula yang cukup tinggi ini memberikan kontribusi yang cukup besar pada jumlah kalori yang dimakan.
5. Rendah kandungan serat. Makanan fast food biasanya mengandung rendah serat, kecuali salad. Makanan khas fried chicken sekali makan yang biasanya terdiri dari 2 potong ayam, mashed potatoes dan soft drink, total mengandung kurang dari 1 gram serat makanan, yang jumlahnya tak berarti dibanding dengan anjuran serat sebanyak 40 gram per hari.

Petunjuk Sehat Untuk memilih Fast Food
Cara untuk membatasi asupan makanan dan membuat seimbang asupan zat gizi yang masuk dalam tubuh adalah dengan cara mengatur sisa waktu makan. Misalnya bila kita pada waktu makan siap makan fast food burger, teruskan saja, akan tetapi pada waktu makan malam kita makan terutama sayur dan buah - buahan sehingga kita dapat membatasi asupan lemak untuk hari tersebut. Bila pada makan pagi kita makan fast food telur, bacon, kentang goreng, dan toast metega, maka pada makan siang hari kita makan salad.
Di bawah ini beberapa tips untuk memilih fast food dan cara untuk memodifikasinya sehingga akan meningkatkan kualitas makanan tersebut.

Burger
1. Pilih ukuran regular, hindari yang double burgers.
2. Hindari atau kurangi saus dan mayonaisenya.
3. Pilihkan ayam yang dibakar, grilled, baked, atau rebus. Deep fried mengandung lemak tinggi dan kalori.
4. Mintalah tambahan lettuce dan tomat bila memungkinkan.

Deep Fried Chicken
1. Pilihlah ukuran regular.
2. Buanglah kulitnya maka akan mengurangi 100 kalori yang berasal dari lemak dan garam.
3. Pesanlah potongan terpisah dari pada kombinasi atau makanan penuh, hal ini akan menghindari makanan berlebihan.
4. Hindari sausnya, maka akan mengurangi asupan kalori dan garam.
5. Untuk chicken nuggets, hindari saus honey maka akan mengurangi 50 kalori. Hindari barbeque atau saus asam manis maka akan mengurangi lebih banyak kalori

Kentang
1. Pilihlah kentang rebus daripada goreng akan mengurangi sekitar 200 kalori.
2. Pesan ukuran kecil daripada ukuran besar atau sedang akan mengurangi 100 - 180 kalori.
3. Hindari kentang deep fried dengan garam dan minyak.
4. Pilihlah nasi daripada kentang goreng. Minyak yang terdapat pada french fries akan menambah jumlah kalori yang dimakan.

Sandwich
1. Pilihlah ukuran regular atau junior.

Pizza
1. Pilihlah pizza keju dengan jamur, green pepper, dan bawang. Campuran pepperoni, saus, sandwich atau keju extra akan menambah lemak, garam, dan kalori sebanyak 170 kalori per potong.
2. Buanglah olives dan anchovies untuk mengurangi tambahan garam natrium.
3. Pilihlah yang tipis bukan yang tebal akan mengurangi 130 kalori.
4. Makanlah maksimum dua potong pizza.
5. Tambahkan salad pada pizza.

Salad
1. Pilih sayuran yang segar seperti lettuce, cucumber, tomat, wortel dan sayuran hijau, kidney bean, garbano bean, jagung, dan peas merupakan sumber serat yang baik.
2. Pilihlah sayuran yang segar bukan sayuran kaleng dalam sirup yang pekat untuk mengurangi asupan gula.

Minuman dan Desert
1. Batasi asupan milk shakes dan soft drink karena merupakan sumber lemak dan gula. Pilihlah air putih, mineral water, diet soft drink, low fat milk, dan juice buah.
2. Pilihlah yoghurt yang rendah lemak atau es krim ukuran kecil.
3. Hindari pastries seperti apple pie, danish pastries yang mengandung banyak lemak, gula, dan kalori.

Kesimpulan
Adalah memungkinkan untuk memilih fast food yang sehat. Semua ini memerlukan sedikit usaha dan akal sehat. Kuncinya adalah penurunan intake kalori, lemak, kolesterol, gula, dan natrium. Belilah sedikit dan makanlah hanya pada waktu makan. Fast food yang dimakan sebagai snack ambahan dari makanan sehari dapat menyebabkan intake yang berlebihan. Hindari porsi yang jumbo, big, giant atau deluxe. Bila fast food dimakan untuk satu kali waktu makan, usahakan agar makanan pada hari itu untuk seimbang dengan menghindari intake yang kaya kalori pada waktu makan berikutnya (Disarikan dari berbagai sumber oleh ESR).

Selasa, 08 Desember 2009

FAST FOOD (MAKANAN CEPAT SAJI)

Pernahkah pembaca dan keluarga berkunjung ke restoran makanan cepat saji (fast food)? Pelajaran apa yang dapat anda ambil dari trend mengkonsumsi makanan cepat saji (fast food)? Pelayan yang ramah dan berpakaian rapi, pelayanan yang cepat, ruang makan yang bersih dan nyaman, kualitas makanan yang terstandarisasi, manajemen SDM yang baik serta lokasi usahanya yang strategis. Pernahkah pembaca berfikir tentang seberapa besar kalori yang terkandung dalam tiap porsi makanan cepat saji (fast food), sudahkah memenuhi unsur-unsur empat sehat lima sempurna? Apakah makanan tersebut tidak mengandung bahan yang berbahaya bagi tubuh kita? Sudah selayaknya kita memandang segala sesuatu secara proporsional, menilai dengan objektif baik dan buruk dari setiap fenomena yang ada di sekitar kita. Alangkah lebih baik jika pengetahuan tersebut ditindaklanjuti dengan mengadopsi nilai-nilai positifnya dan memperbaiki hal-hal yang kurang baik sebagai bekal kita dalam menciptakan/memilih menu makanan sehat dan membangun usaha.


Pendahuluan

Perubahan pada pola hidup dan pola makan kita telah menyebabkan maraknya muncul makanan yang disebut dengan Fast Food, dalam bahasa Indonesia disebut "Makanan cepat saji". Saat ini tak ada banyak waktu untuk menyiapkan makanan maka dikenal eat on the run. Hal ini disebabkan oleh jadwal kegiatan yang padat dan sibuk. Makan di luar rumah terutama pada siang dan malam hari sudah merupakan hal yang umum di daerah perkotaan di Indonesia, oleh karena lebih banyak wanita yang bekerja di luar rumah, sehingga kurang waktu untuk menyiapkan makanan di rumah.

Oxford dictionary mendefinisikan fast food sebagai: makanan yang dapat diolah dan disajikan dalam waktu yang singkat dan mudah dalam hitungan beberapa menit, terutama di snack bar atau rumah makan. Bila kita mendengar istilah fast food maka kita langsung berpikiran makanan seperti burger, french fries, fried chicken, pizza, dan sebagainya. Sering dikacaukan dengan Junk Food, yang definisinya adalah makanan dengan nilai gizi yang rendah, misalnya Chikie, Cheese Ball, yang sangat disukai oleh anak. Umumnya fast food mengandung tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi gula dan garam yang membuat kita menolaknya. Kebanyakan fast food mengandung lebih dari 50% lemak, rendah besi, kalsium, riboflavin, serat makanan, vitamin A dan C. Kandungan vitamin C rendah bila tidak dimakan bersama buah atau juice buah. Apakah berarti kita harus menolak fast food? Bukan tidak perlu kita menolaknya karena berlawanan dengan kepercayaan umum, fast food dapat menjadi bagian dari makanan yang seimbang, yaitu dengan menyantap juga jenis makanan lain untuk membuatnya seimbang.

Fast food merupakan pilihan makanan yang baik bagi yang membutuhkan kecepatan, kenyamanan, terjamin kebersihannya, lezat rasanya, kepraktisan, dan harga yang relatif murah serta sedikit keluar tenaga, bisa sambil berekreasi serta bergengsi. Fast food kini telah menggeser makanan tradisional, bahkan telah merubah pola makan.

Kalori

Pada umumnya menu makanan cepat saji mengandung kalori, garam dan lemak termasuk kolesterol dalam jumlah yang besar, selain itu menu ala Barat umumnya hanya sedikit mengandung serat (dietary fiber) dibanding makanan di rumah tangga. Kalori adalah satuan ukuran untuk energi yang didapatkan tubuh dari makanan seperti dari karbohidrat, protein dan lemak. Setiap gram karbohidrat dan protein memberikan kurang lebih 4 kalori energi, sedangkan dari 1 gram lemak diperoleh hampir 9 kalori. Oleh karenanya dapat diduga bahwa menu makanan cepat saji ala Barat mengandung kalori yang lebih tinggi dibandingkan dengan makanan rumahan serta tidak mengandung beberapa unsur yang diperlukan tubuh (serat, vitamin, mineral) dalam jumlah yang cukup.

Fungsi normal tubuh seperti bernapas dan denyut jantung, serta aktivitas fisik membutuhkan energi. Kebutuhan energi setiap orang berbeda-beda, antara lain dipengaruhi oleh faktor usia, jenis kelamin, dan tingkat aktivitas seseorang. Kekurangan kalori merupakan salah satu penyebab menurunnya produktivitas kerja. Sebaliknya kelebihan kalori akan menambah berat badan dan menyebabkan kegemukan.

Banyak penelitian membuktikan, seperti halnya kegemukan (obesitas), konsumsi makanan tinggi lemak menyebabkan peningkatan kolesterol dalam darah dan merupakan salah satu faktor resiko pemicu penyakit jantung, stroke dan diabetes. Selain itu, diet tinggi lemak juga memperbesar resiko terkena kanker, terutama kanker payudara dan usus besar.

Dalam hidupnya, setiap orang juga membutuhkan asupan garam dari makanan, untuk mengganti sejumlah zat gizi yang dikeluarkan tubuh sehari-hari. Pengeluaran tersebut antara lain melalui keringat, tinja dan air kemih. Unsur natrium adalah kandungan mineral yang paling dominan menjadi komposisi garam dalam makanan. Pada orang tertentu, diet tinggi garam mempunyai hubungan dengan resiko terjadinya penyakit darah tinggi.

Adapun serat dari makanan merupakan karbohidrat komplek, yang tidak turut dicerna. Serat dapat membantu fungsi pencernaan dengan mengurangi kemungkinan sulit buang air besar, selain peran lainnya dalam menurunkan kadar kolesterol dan gula darah.

Konsumsi Makanan Cepat Saji Harus Terkontrol

Salah satu pilihan untuk berbuka puasa bagi orang kantoran yang sibuk adalah makanan cepat saji karena selain enak, lezat, juga praktis. Namun harus dikaji apakah makanan cepat saji menyehatkan atau justru membahayakan kesehatan kita?
Pilihan mengkonsumsi makanan dari restoran cepat saji , terutama yang menyediakan menu ala Barat (Western Style), semakin sering dilakukan oleh masyarakat di kota-kota besar. Selain gerai restoran-restoran tersebut semakin mudah ditemukan di berbagai penjuru kota, para pengelola umumnya selalu melalukan inovasi untuk menciptakan varian baru.

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Health Education Authority, mayoritas konsumen makanan cepat saji berusia antara 15 - 34 tahun. Meskipun di Indonesia belum dilakukan penelitian dengan hasil yang akurat, namun dapat diduga bahwa para konsumen adalah kelompok pelajar, mahasiswa dan pekerja muda. Konsumen yang memilih makanan cepat saji umumnya berasalasan bahwa mereka memiliki keterbatasan waktu dan fasilitas untuk menyiapkan makanannya sendiri. Kelompok tertentu telah menjadikan makanan cepat saji sebagai bagian dari gaya hidup.


Resiko Jika Mengkonsumsi Berlebihan

Menghonsumsi makanan cepat saji bukannya tanpa resiko. Samuel Hirsch, seorang pengacara dari New York, menuntut empat restoran cepat saji terkemuka di Amerika. Tuntutan itu dilakukan, karena makanan berkadar lemak tinggi yang disajikan restoran-restoran tersebut dianggap bertanggungjawab atas gangguan kesehatan dan kegemukan yang diderita kliennya, sebagaimana dikutip surat kabar Fox on-line.
Hirsch juga mewakili dua klien lain dengan kasus serupa, yang dalam
waktu dekat akan maju ke pengadilan New York. Frances Winn, klien Hirch, adalah pensiunan perawat berusia 57 tahun, mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan cepat saji sedikitnya dua kali seminggu sejak tahun 1975. Hal itu membuat berat badannya meningkat, menderita tekanan darah tinggi, kolesterol dan gangguan kelenjar tiroid.
Klien Hirsch lainnya, Israel Bradley biasa mengkonsumsi sekitar 400 gram kentang goreng, walau hanya sekali dalam seminggu. Di usianya yang ke-59 tahun, ia menderita tekanan darah tinggi, kencing manis dan kegemukan.


Kegemukan (Obesitas) Meningkat

Penelitian-penelitian menemukan adanya kaitan antara riwayat kebiasaan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan lemak, dengan meningkatnya kegemukan. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), angka kejadian obesitas di negara maju seperti Amerika Serikat, Australia dan negara-negara Eropa sangat tinggi. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Di wilayah Asia Pasifik, gejala ini juga mulai berkembang, terutama di wilayah perkotaan. Lebih mengejutkan, beberapa kasus obesitas ditemukan sejak usia anak-anak. Di Malaysia, Cina dan Jepang, sekitar 5 - 17 % kasus obesitas terjadi pada golongan usia yang relatif muda yaitu 6 - 14 tahun.

Bagaimana Memilih/Mengkonsumsi Makanan Cepat Saji Dengan Benar?

Menanggapi banyaknya tuntutan, pihak produsen makanan cepat saji menjelaskan bahwa tuduhan tersebut tidak masuk akal. "Tersedia banyak pilihan jenis restoran dan konsumen bebas menentukan pilihannya," sebagaimana diungkapkan Katharine Kim, juru bicara Asosiasi Restauran Nasional Amerika Serikat.

Walter Olson, pakar hukum dari Institut Manhattan melontarkan pembelaan senada, "Banyak orang umumnya sudah menyadari, bahwa mengkonsumsi burger keju ukuran besar tentu saja tidak sama dengan sayuran." Juru masak dari salah satu restoran yang dituntut mengatakan, "Lagipula, makanan bukan satu-satunya faktor yang menentukan kesehatan, latihan jasmani juga penting." Menyikapi kontroversi yang muncul sekitar makanan cepat saji, memang sulit disangkal adanya kaitan antara riwayat kebiasaan mengkonsumsi hidangan cepat saji dengan kegemukan, yang manifestasi utamanya pada sistem pembuluh darah.

Di lain pihak, menu makanan cepat saji memang tidak selalu identik dengan makanan yang berbahaya bagi kesehatan, selama konsumsi jenis makanan tersebut dilakukan dengan lebih selektif, bijaksana serta tidak dijadikan suatu kebiasaan rutin.

Adalah tepat jika disadari pula, bahwa makanan bukan satu-satunya faktor pencetus kondisi-kondisi gangguan kesehatan tersebut. Kegemukan secara garis besar terjadi karena asupan kalori lebih banyak dari jumlah kalori yang dibakar, guna keperluan tubuh menjalankan fungsinya dan beraktivitas. Akibatnya, kelebihan kalori yang tidak dibakar tersebut akan menumpuk di tubuh, dalam bentuk lemak. Sehingga berat badan dan kandungan lemak dalam tubuh, termasuk kolesterol darah, dapat cenderung meningkat. Untuk itu, kita perlu lebih selektif dalam memilih makanan, serta dikombinasikan dengan kebiasaan hidup sehat lainnya. Misalnya, berolahraga secara teratur akan memberikan hasil lebih optimal pada kesehatan tubuh. (Rumawas, 2009).