Pendahuluan
Seberapa sering pembaca mendengar seseorang sakit dan
meninggal akibat diabetes melitus
atau yang lebih dikenal sebagai sakit gula?
Di keluarga penulis sendiri telah meninggal paman dan bibi penulis
karena penyakit tersebut. Di lingkungan
tempat kerja tak terhitung pegawai yang menderita akibat penyakit tersebut. Bahkan seminggu yang lalu kakak teman kerja
penulis meninggal karena diabetes, menyusul adiknya yang mendahului menghadap-NYa
akibat penyakit yang sama. Dan yang
membuat sedih, 2 bersaudara yang tersisa juga mengidap penyakit tersebut. Penyakit diabetes
melitus diderita oleh siapapun tidak pandang strata ekonomi, pendidikan dan
profesi. Di lingkungan penulis, mulai
petani, ibu rumah tangga, guru, sampai profesor ada yang mengidap diabetes melitus.
Penyebab diabetes
melitus dibedakan menjadi 2, tipe 1 karena faktor genetik menyumbang 10%
dan tipe 2 karena lifestyle (gaya
hidup) menyumbang 90% kasus. Di negara
maju seperti Amerika, diabetes melitus
telah menjadi pembunuh 100 orang/hari.
Ada 80 juta pradiabetasi dan diabetasi. Diabetes melitus berdampak terhadap terjadinya ropeng di semua
organ tubuh, sehingga menyebabkan gagal ginjal, kebutaan, gagal jantung,
gangguan hati dan sebagainya. Kasus jantung yang terjadi di Amerika ¼ disebabkan
oleh diabetes melitus. Bahkan terdapat 86.000 kasus amputasi/tahun. Bagaimana dengan data di Indonesia? Perlu pendataan yang akurat sejak sekarang
untuk melakukan upaya pencegahan dan penyembuhan terhadap diabetes melitus. Diabetes melitus bagaikan bom waktu, jika terlambat diantisipasi
akan menyebabkan penurunan derajat kesehatan masyarakat secara drastis.
Apa tanda-tanda seseorang menderita diabetes melitus? Jika seseorang haus dan
pipis terus-menerus, maka harus segera dilakukan tes laboratorium. Seseorang yang gemuk dengan lingkar perut
melebihi ½ tinggi badannya sangat beresiko tinggi terhadap terjadinya diabetes melitus, karena lemak perut
yang tinggi akan menyebabkan gangguan metabolisme tubuh.
Namun sebagai orang yang beriman, kita harus tetap
sabar dan tabah atas apapun yang terjadi di dalam hidup kita. Hal terpenting dari semua itu adalah kita
dapat mengambil pelajaran dari apapun yang terjadi kepada kita dan lingkungan
sekitar. Untuk menguatkan hati,
harus tetap diingat bahwa,
“Allah tidak membebani seseorang melainkan
sesuai dengan kesanggupannya…….” (Al-Baqarah (2) : 286).
Pola Makan dan
Pengelolaan Diabetes
Pola makan sangat berpengaruh terhadap kesehatan
seseorang. Masyarakat Indonesia sangat
menyukai makanan dan minuman yang manis.
Apapun makanan yang disajikan di rumah hampir selalu ditambahi gula. Penganan dan jajanan kering yang beredar di
pasaran juga hampir semuanya mengandung karbohidrat dengan penambahan gula dalam
jumlah yang besar. Penulis ingat, dulu dengan anggota keluarga yang hanya 4
orang, di rumah setiap bulannya belanja gula 6 kg, termasuk untuk penganan dan
minuman tamu yang berkunjung. Bahkan,
tukang dan kuli bangunan yang sedang bekerja di rumah, minum kopi manis sampai
4 kali sehari. Hal ini diperparah dengan
konsumsi nasi dalam porsi besar serta makanan dari tepung dan sumber karbohidrat
lainnya. Secara ilmiah penyakit diabetes melitus disebabkan oleh
karbohidrat (gula termasuk karbohidrat sederhana).
Masyarakat perkotaan umumnya tidak lagi mengkonsumsi
nasi dalam jumlah besar, namun mereka hobi minum es cream dan softdrink
aneka jenis, merek dan varian rasa yang hampir semuanya mengandung gula dalam
jumlah yang besar. Minuman kotak atau
botol berisi teh manis, susu manis, kopi manis, minuman energi dan lainnya
dengan dilabeli iklan penambah semangat ataupun teman makan yang cocok telah
menjerat kita untuk mengkonsumsi gula dalam jumlah yang besar.
Lalu, bagaimana sebenarnya pola makan yang benar? Petunjuk yang diberikan Sang pencipta
sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Baqarah (2) : 57 dijelaskan,
“…… Makanlah dari makanan yang baik-baik
yang telah Kami berikan kepadamu. ……”.
Semua makanan yang halal adalah baik bagi orang yang
tidak mengidap penyakit apapun. Namun
jika seseorang sudah diindikasikan mengidap diabetes
melitus maka sebisanya menghindari konsumsi karbohidrat dalam jumlah yang
besar. Makanan seperti polong dan
kacang-kacangan baik bagi diabetasi, sedangkan makanan gorengan sebaiknya
dihindari. Dalam QS. Al-A’raaf (7) : 31
disebutkan,
“Hai anak-anak Adam, pakailah pakaianmu yang
indah di setiap (memasuki) masjid, makan
dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan”.
Juga disebutkan dalam QS. Al Hijr (15) : 3 sebagai
berikut:
“Biarkanlah
mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh
angan-angan (kosong), maka kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatan
mereka)”.
Pembaca, perencanaan makan, berapa kalori yang harus
dikonsumsi, bagaimana komposisinya, telah menjadi hal yang penting dalam
pengelolaan penyakit diabetes melitus. Diperkirakan, 25 – 50% penyakit tersebut
dapat dikendalikan dengan diet yang tepat, 3% membutuhkan insulin, 20 - 45%
membutuhkan kombinasi obat diabetik dan diet yang tepat. Untuk menilai tingkat kecukupan zat-zat gizi
dalam diet penderita diabetes melitus
harus dilakukan pengukuran, misalnya dengan Metode
Food Record. Data konsumsi ini
berguna untuk mempertahankan kadar gula darah agar tidak terlalu tinggi atau
terlampau rendah, tetap berada di level 200 – 220 mg/dl. Kadar gula darah penderita diabetasi haru
dicheck setiap hari melalui test glukosa.
Olah Raga
Olah raga sangat bermanfaat bagi kesehatan karena meningkatkan metabolisme. Olah raga yang dilaksanakan sesuai porsinya
dapat memperlancar peredaran darah dan membakar kalori yang berlebihan di dalam
tubuh, membuang keringat yang mengandung hasil samping metabolisme, yang
apabila dibiarkan di dalam tubuh akan menyebabkan penyakit asam urat. Olah raga juga mampu melepaskan stress karena
pada saat olah raga dilepaskan hormon endorfin. Namun jenis olah raga yang dipilih juga harus
disesuaikan dengan umur dan kondisi kesehatan seseorang. Olah raga yang menuntut seseorang berlari
cepat dan sangat memforsir tenaga seperti futsal dan basket tentu saja tidak
cocok untuk orang yang sudah berumur karena dapat memicu penyakit jantung. Olah raga bagi penderita diabetes juga harus
dipilih jenis yang sekecil mungkin resikonya menyebabkan luka akibat terjatuh
dan sebagainya. Hal ini karena
penyembuhan luka bagi penderita diabetes
melitus lebih lama. Olah raga
seperti jogging, treadmill dan dumbel
cocok untuk diabetasi.
Sejak jaman dahulu olah raga sangat dianjurkan, entah
itu berlari, berenang, berkuda dan memanah.
Dengan berkembangnya kebudayaan, maka jenis olah raga juga beragam. Bahkan saat ini telah ada olah raga yang
dikhususkan bagi orang dengan kondisi tertentu, misalnya senam hamil untuk
wanita hamil, senam jantung untuk orang-orang yang peduli dengan kesehatan
jantung, dan sebagainya. Yang terpenting
adalah olah raga sesuai porsi, umur dan kondisi kesehatan seseorang.
Tidur
Tidur merupakan rahmat Allah yang sangat bermanfaat
bagi kesehatan tubuh dan jiwa seseorang.
Ketika kita tidur, metabolisme tubuh tetap berlangsung. Pada saat itu terjadi penggantian sel-sel
yang mati/rusak serta berlangsung mekanisme pembuangan racun dari organ-organ
penting tubuh sehingga nantinya dapat dikeluarkan bersama sisa pencernaan
makanan. Bahkan, di saat tidur otak kita
juga tetap bekerja.
Karena tidur semata-mata adalah rahmat dari-Nya, maka
sebisanya kita berupaya memantaskan diri untuk memperolehnya. Dianjurkan untuk pergi tidur seawal mungkin
sehingga bisa bangun lebih pagi. Dengan
tidur, fikiran menjadi tentram. Bahkan
hasil riset mengatakan bahwa ketika seseorang tidak dapat tidur secara nyenyak
dalam waktu yang lama akan mendorong timbulnya diabetes tipe 2. Alkisah
pasukan muslim pernah tertidur sebelum melakukan perang di padang pasir untuk
memulihkan kesehatan fisik dan jiwa, sebagaimana tertuang di QS. Al-Anfaal (8)
: 11 sebagai berikut:
“(Ingatlah), ketika Allah menjadikan kamu
mengantuk sebagai suatu penentraman daripada-Nya, dan Allah menurunkan hujan
dari langit untuk mensucikan kamu dengan hujan itu dan menghilangkan dari kamu
gangguan-gangguan syaitan dan untuk menguatkan hatimu dan memperteguh dengannya
telapak kaki(mu)”.
Hidup Yang
Berkualitas
Pembaca, karena sudah menjadi ketentuan-Nya bahwa, “Tiap-tiap yang berjiwa (bernyawa) pasti
akan mati”, maka hidup yang berkualitas jauh lebih penting daripada
panjangnya umur itu sendiri. Karena
panjang umur kita sudah ditetapkan sebagaimana petunjuk-Nya dalam QS. Ali
‘Imran (3) : 145
“Sesuatu yang bernyawa tidak akan mati
melainkan dengan izin Allah, sebagai ketetapan yang telah ditentukan waktunya…...”
Namun tidak jarang, seseorang yang dalam masalah baik
kesehatan maupun kejiwaannya mengatakan bahwa lebih baik mati daripada
menderita. Hal itu, tidak mungkin
terjadi karena,
“Tidak ada suatu umatpun yang dapat
mendahului ajalnya dan tidak (pula) dapat mengundurkan(nya)”(QS. Al Hijr
(15) : 5).
“…….Maka apabila telah tiba waktu (yang
ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun
dan tidak (pula) mendahulukannya” (QS. An Nahl (16) : 61).
Pembaca, mengingat umur kita tidak tahu sampai kapan,
maka dengan menghitung umur yang sudah terpakai, maka kita harus mengoptimalkan
sisa umur dengan terus berkarya dan memperbaiki perilaku, gaya hidup, pola
makan dan sebagainya. Mari bahagiakan
orang-oarang di rumah, di tempat kerja dan mengurangi konflik dengan
mengedepankan komunikasi dengan tetap bersemangat menjalani hidup. Untuk mewujudkan semua hal itu dibutuhkan
kesehatan tubuh dan jiwa yang prima.
Mari hanya mengkonsumsi makanan halal yang aman, bergizi, berimbang dan
beragam serta disesuaikan dengan kondisi kesehatan masing-masing. Dengan mengkonsumsi madu 1 sendok setiap
hari, insyaAllah membantu menjaga kebugaran tubuh.
QS. An Nahl (16) : 69 menyebutkan,
“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam)
buah-buahan dan tempuhlah jalan
TuhanMu yang telah dimudahkan (bagimu). Dan dari perut lebah itu keluar, minuman
(madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan
bagi manusia. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang
memikirkan.”
Pembaca, sesungguhnya telah ada tuntunan yang nyata
dalam menjalani hidup sehari-hari. Di
dalamnya telah mengatur berbagai hal secara lengkap agar manusia menjadi
makhluk yang mulia. Dalam QS. Al-Baqarah
(2) : 208 disebutkan,
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu
ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah
syaitan. SesungguhNya syaitan itu musuh
yang nyata.
Karenanya,
marilah kita upayakan untuk mengembalikan gaya hidup kita sesuai dengan
tuntun-Nya bagi manusia. Untuk urusan
makan, telah jelas bahwa dianjurkan “Jangan
makan sebelum lapar, berhentilah sebelum kenyang” (ESR).