Minggu, 07 Juni 2009

BERBUAT BAIK KEPADA KEDUA ORANG TUA

Pendahuluan

Pernahkah Pembaca merenungkan tentang apa yang telah dilakukan oleh orang tua kita sejak kita di dalam kandungan sampai dengan sekarang? Ibu telah melahirkan, merawat dan mendidik kita semampu mereka. Ayah telah bekerja keras untuk mencarikan makanan, pakaian dan tempat tinggal yang nyaman serta membayari biaya sekolah kita. Meski kita sadari bahwa orang tua ---ayah dan ibu--- tidaklah “sempurna” namun cobalah untuk berbesar hati menerima keterbatasan dan memaafkan kesalahan mereka, apabila mungkin akibat keterbatasan pengetahuan dan kemampuan mereka telah menyebabkan Pembaca “pernah” tidak mendapatkan apa yang Pembaca cita-citakan, atau mungkin akibat keputusan mereka “yang kurang tepat” berdampak terus terhadap kehidupan kita sekarang. Akan lebih bijaksana jika Pembaca lebih mengingat kebaikan yang telah dengan optimal mereka upayakan daripada mengungkit apa yang tidak kita dapatkan. Betapa susah payahnya seorang ibu mengandung karena pada saat tersebut sering mual, tubuhnya menjadi lemah, lekas lelah, sulit tidur dan pada saat melahirkan seorang ibu mempertaruhkan kesehatan mereka. Yang dilakukan seorang ayah tidak kalah beratnya karena mereka tetap harus mencari nafkah untuk keluarga meski cuaca sedang hujan badai ataupun terik matahari menyengat kulit. Mari kita ingat, berapa kali sepanjang usia kita, merepotkan orang tua dan membuat kesalahan kepada mereka? Mereka tetap saja memaafkan tanpa syarat.  

  Pembaca, mari kita tinjau kembali apa yang telah kita perbuat untuk orang tua sebagai wujud bakti kepada mereka. Seberapa sering kita menjenguk untuk memastikan bahwa mereka cukup makan dan sehat? Kita seringkali disibukkan urusan pekerjaan dan diri sendiri sehingga tidak ingat bahwa setidaknya kita meluangkan waktu untuk sekadar menelepon menanyakan keadaan mereka. Allah SWT sebagaimana tertuang di dalam Al-Qur’an berulangkali memerintahkan untuk berbuat baik kepada kedua orang tua kita. Untuk mengingat kembali tuntunan tersebut kita akan mempelajari apa-apa yang “seharusnya” dan “tidak seharusnya” kita lakukan kepada kedua orang tua serta dampak yang ditimbulkan apabila kita tidak mengindahkan tuntunan tersebut.  

Referensi Al Qur’an

  1. QS. Al-Baqarah (2) ayat 83: Dan (ingatlah) ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil,”Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin. Dan bertutur katalah yang baik kepada manusia, laksanakanlah sholat dan tunaikanlah zakat.” Tetapi kemudian kamu berpaling (mengingkari), kecuali sebagian kecil dari kamu, dan kamu (masih menjadi) pembangkang.  
  2. QS. Al-Baqarah (2) ayat 215: Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah,”Harta apa saja yang kamu infakkan, hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak yatim, orang miskin, dan orang yang dalam perjalanan.” Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.
  3. QS. An-Nisa (4) ayat 36: Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun. Dan berbuat baiklah kepada orang tua, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri.  
  4. QS. Al-Isra (17) ayat 23 -25: Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan ”ah” dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ”Wahai Tuhanku! Sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku pada waktu kecil.” Tuhanmu lebih mengetahui apa yang ada dalam hatimu; jika kamu orang yang baik, maka sungguh, Dia Maha Pengampun kepada orang yang bertobat.  
  5. QS. Al-’Ankabūt (29) ayat 8: Dan kami wajibkan kepada manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku tempat kembalimu, dan akan Aku beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.  
  6. QS. Lukman (31) ayat 14 - 15: Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka janganlah engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.  
  7. QS. Al-Ahqāf (46) ayat 15 – 18: Dan kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada orang tua. Ibunya telah mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Masa mengandung sampai menyapihnya selama tiga puluh bulan, sehingga apabila dia (anak itu) telah dewasa dan umurnya mencapai empat puluh tahun, dia berdoa, ”ya Tuhanku, berilah aku petunjuk agar aku mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau limpahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku, dan agar aku dapat berbuat kebajikan yang Engkau Ridlo’i; dan berilah aku kebaikan yang akan mengalir sampai kepada anak cucuku. Sungguh, aku bertobat kepada Engkau, dan sungguh, aku termasuk orang muslim.” Mereka itulah orang-orang yang Kami terima amal baiknya yang telah mereka kerjakan, dan (orang-orang) yang Kami maafkan kesalahan-kesalahanya, (mereka akan menjadi) penghuni-penghuni surga. Itu janji yang benar yang telah dijanjikan kepada mereka. Dan orang yang berkata kepada kedua orang tuanya, ”Ah”. Apakah kamu berdua memperingatkan kepadaku bahwa aku akan dibangkitkan (dari kubur), padahal beberapa umat sebelumku telah berlalu? Lalu kedua orang tuanya itu memohon pertolongan kepada Allah (seraya berkata), ”Celakalah kamu, berimanlah! Sungguh, janji Allah itu benar.” Lalu dia (anak itu) berkata,” Ini hanyalah dongeng orang-orang dahulu. Mereka itu orang-orang yang telah pasti terkena ketetapan (azab) bersama umat-umat dahulu sebelum mereka, dari (golongan) jin dan manusia. Mereka adalah orang-orang yang rugi.  

Ujian dari Orang Tua?

Berbuat baik kepada orang tua membutuhkan ”pengertian” yang besar. Orang tua seringkali meminta kita melakukan sesuatu hal di saat kita sedang dikejar deadline pekerjaan atau saat sedang dituntut konsentrasi 100% karena menghadapi masalah yang pelik di kantor ataupun di rumah tangga. Sebelum kita menolak permintaan orang tua, alangkah bijaksana jika kita merenungkan apa yang dulu dilakukan orang tua kita di saat mereka sedang makan lalu kita mengganggunya dengan minta dilayani ini dan itu, mereka segera menghentikan makannya dan dengan sabar melayani kita. Kita seringkali banyak alasan untuk tidak mengabulkan apa yang diinginkan orang tua. Ketika kita masih sekolah atau kuliah kita sering memakai alasan ”harus mengerjakan PR” untuk menolak permintaan ibu untuk membeli keperluan dapur di warung. Ketika sudah kerja dan tinggal di luar kota kita seringkali memakai alasan ”tidak libur dan takut lelah kalau harus pulang balik” ketika orang tua meminta kita mudik karena mereka kangen. Kita mungkin merasa risih karena orang tua sering menelepon kita untuk sekedar menanyakan urusan ini dan itu yang menurut kita ”remeh” dan tidak harus merepotkan kita. Di saat orang tua menyuruh kita segera menikah, kita sering menjawab sekenanya saja atau bahkan menggerutu ”memang mudah mencari pasangan”. Astaghfirullah! Ampunkan kami ya Allah, karena hati kami yang lemah dan kerdil ini seringkali dipenuhi nafsu untuk ”tetap menjadi anak yang nakal, suka merajuk dan selalu ingin diperhatikan orang tua”, sehingga kami sering membuat ulah yang merepotkan orang tua.

Doa dan Harapan Orang Tua bagi Anaknya  

Secara umum orang tua tidak pernah mengharapkan anak mereka membalas kebaikannya dengan materi yang berlimpah. Mereka cukup puas melihat anak mereka hidup berdasar ajaran agama yang telah diteladankan sejak kecil, sehat dan memiliki pekerjaan yang baik. Mereka tidak melihat anaknya melanggar ajaran agama dan direpoti dengan segala permasalahan ekonomi anaknya saja, rata-rata sudah sangat bersyukur, karena hal itu menandakan keberhasilan mereka mengantar anak-anaknya mandiri.


Apa yang Sebaiknya Dilakukan Terhadap orang Tua

Mengingat jerih payah orang tua dalam mengandung, melahirkan, menyusui, mengasuh, mendidik dan membiayai kita, maka tidak akan pernah ada kata “cukup” untuk membalas kebaikan mereka. Setidaknya ada beberapa hal yang dapat kita lakukan:

  1. Memastikan bahwa orang tua cukup makan. Sudah menjadi kewajiban anak untuk memastikan bahwa orang tua kita terpenuhi kebutuhan makan dalam jumlah yang cukup dengan nutrisi lengkap agar kesehatan mereka terjaga. Wahai para menantu, jangan pernah lupa bahwa anda mendapati pasangan hidup anda dalam keadaan telah dewasa, terdidik dan memiliki pekerjaan yang layak, ---itu semua adalah hasil jerih payah mertua anda---, karenanya jangan pernah lupa bahwa di dalam penghasilan pasangan hidup anda terkandung kewajiban untuk menafkahi orang tuanya.  
  2. Memastikan bahwa orang tua tinggal di tempat yang layak dan aman. Keadaan sekarang seringkali “memaksa” kita untuk tinggal terpisah dengan orang tua. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi kita untuk bisa selalu mengetahui keadaan kesehatan dan keamanan orang tua kita. Meski komunikasi dapat dilakukan melalui telepon tetapi ada hal-hal yang tidak dapat kita lakukan dengan segera ketika mereka membutuhkan bantuan kita, misalnya ketika mereka mendadak sakit. Oleh karena itu, jika karena keadaan sehingga kita “tidak mampu” melakukannya sendiri setiap harinya, alangkah baiknya kita membayar orang untuk menemani, membantu pekerjaan rumah dan merawat orang tua kita. Namun hal ini tidak boleh dijadikan alasan untuk kita tidak rajin menelepon dan mengunjungi orang tua.  
  3. Memastikan bahwa orang tua kita mengisi hari tuanya dengan kegiatan yang bermanfaat. Mungkin ketika muda orang tua kita sibuk bekerja mencari nafkah sehingga tidak sempat memperdalam pengetahuan dan pengamalan agamanya, maka alangkah baiknya jika kita mendorong orang tua untuk memanfaatkan kesempatan yang ada untuk melakukannya. Jika orang tua memiliki keterbatasan ilmu, sudah selayaknya kita memanggilkan guru bagi mereka. Kegiatan tersebut dapat diselingi dengan mengerjakan hobi yang mereka sukai, misalnya berkebun sayur mayur, bunga, buah atau memelihara ikan. Jika orang tua memiliki hobi membaca, alangkah senangnya mereka jika kita bisa membayarkan langganan majalah ataupun koran yang mereka sukai. Jangan biarkan orang tua kita menghabiskan sisa umurnya dengan menonton sinetron yang kurang bermutu setiap hari.  
  4. Bagi Pembaca yang memiliki rejeki yang cukup, alangkah senangnya jika orang tua kita diajak untuk menunaikan ibadah umroh atau haji bersama. Ibadah umroh atapun haji mensyaratkan kemampuan fisik dan materi, oleh karenya jika kita berangkat ke tanah suci bersama, maka kita dapat menjalankan Rukun Islam kelima sekaligus mendampingi orang tua menunaikannya juga (ESR).  
       

Pesan Kebaikan bulan ini:

Cintai, hormati dan penuhi hak-hak orang tua kita sebelum kesempatan itu tertutup untuk selamanya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar