Minggu, 02 Januari 2011

RADIKAL-RADIKAL BEBAS (FREE RADICALS)

Pendahuluan
Radikal-radikal bebas merupakan molekul-molekul yang memiliki sebuah elektron yang tidak berpasangan. Radikal-radikal bebas dihasilkan oleh matabolisme normal sehingga akan selalu menyertai hidup kita. Radikal-radikal bebas akan menyebabkan kerusakan ketika dihasilkan secara berlebihan. Tugas penting radikal-radikal bebas adalah menghasilkan energi dari makanan yang kita makan. Setiap kali kita makan, aktivitas radikal bebas akan menjadi lebih intens. Radikal-radikal bebas mempercepat penuaan kulit, beberapa jenis kanker dan lainnya.

Radikal-radikal bebas bersifat sangat reaktif, strukturnya tidak stabil sehingga mampu untuk merusak sebuah enzyme, molekul protein atau sebuah sel yang lengkap dengan mencuri sebuah elektron dari sel-sel sehat. Apa artinya? Hal ini menyebabkan sebuah reaksi rantai yang memiliki efek domino (domino effect). Mereka dengan cepat menjadi tidak terkontrol serta memicu kerusakan organ-organ dan bagian-bagian lain dari tubuh termasuk otak dan sistem syaraf.

Antioksidan
Ahli nutrisi menyarankan kita untuk lebih banyak mengkonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran karena mengandung antioksidan. Antioksidan-antioksidan yang sangat efektif antara lain vitamin A, C dan E serta mineral-mineral seperti selenium dan zinc. Buah-buahan dan sayur-sayuran seperti wortel, jeruk, apel, anggur, kecambah, tanaman lidah buaya cukup baik untuk menetralkan radikal-radikal bebas.

Makanan merupakan sumber energi bagi tubuh. Oleh karena itu jika kita ingin memaksimalkan operasi dari semua sistem-sistem metabolisme, kita perlu mengkonsumsi makanan-makanan dengan kualitas terbaik yang mengandung vitamin, mineral, protein, lemak dan karbohidrat. Makanan juga dapat menyediakan antioksidan ---sebuah tim pertahanan molekuler---, dimana tidak seorang pun mampu melakukan tanpanya. Tetapi tetap harus diingat bahwa kita tidak dapat mendapatkan semua unsur gizi yang penting untuk kesehatan yang optimal hanya dari apa yang kita makan. Suplemen-suplemen juga sangat penting, penelitian terbaru banyak menyajikan bukti nyata yang mendukung hal itu. Penting juga untuk tidak memakan sesuatu yang salah, minimal tidak terlalu sering. Makanan-makanan seperti refined sugar, white flour, margarine, rancid or hydrogenated oils tidak baik untuk dikonsumsi di setiap kesempatan (terlalu sering). Mereka menghasilkan kalori, tetapi mereka kurang baik dalam menjaga kesehatan tubuh.

Memakan sesuatu dalam jumlah yang besar merupakan langkah yang merusak diri sendiri karena dapat menyebabkan obesitas. Karbohidrat seperti nasi, roti, mie, kue, biskuit, kentang dan lain sebagainya banyak mengandung karbohidrat. Ketika kita memakan karbohidrat, kita memakan beberapa bentuk gula karena karbohidrat dimodifikasi oleh tubuh menjadi glukosa, bentuk yang segera dapat digunakan sebagai energi. Jika konsumsi karbohidrat berlebihan, maka tubuh akan mengumpulkan kelebihan karbohidrat ke dalam sel-sel lemak. Hal inilah yang menyebabkan kelebihan berat (overweight), bahkan menjadi obesitas dari tahun ke tahun. Dengan mengurangi asupan karbohidrat, mengontrol porsi makan serta bergaya hidup aktif, kita akan menurunkan resiko tubuh dari semua aktivitas radikal-radikal bebas.

Makanan yang Digoreng
Selain itu perlu juga untuk memperhitungkan proses pengolahan makanan yang digunakan. Terdapat kesadaran di antara konsumen tentang efek penyakit dari mengkonsumsi makanan-makanan yang digoreng. Ada berbagai artikel yang menghujat proses deep frying sebagai cara pengolahan yang sangat tidak sehat. Pertanyaannya, apa yang terjadi selama proses penggorengan yang membuat hal itu lebih buruk dibandingkan dengan proses lain seperti pemanggangan, perebusan, penumisan, penggorengan yang bergerak dan pembakaran dan sebagainya? Telah dilakukan studi di Drexel University untuk menentukan proses pengolahan yang menghasilkan jumlah kandungan lemak terbesar di dalam makanan. Proses-proses yang diuji adalah pemanggangan, penumisan dan deep frying. Tidak mengherankan bahwa proses pemanggangan menghasilkan jumlah lemak terkecil, sementara proses deep frying menghasilkan jumlah lemak yang terbanyak. Hal ini akan lebih buruk ketika kita menggoreng makanan dengan membungkusnya dengan adonan disekelilingnya, karena adonan tersebut cenderung menyerap minyak (cooking fats).

Kebanyakan rumah makan cenderung menggoreng makanan di dalam butter, margarine atau hidrogenated vegetable oils yang mengandung trans-fat. Menggoreng makanan di dalam butter cenderung meningkatkan kandungan lemak-lemak jenuh (saturated fats) di dalam makanan. Sebagai contoh, jika kita menggoreng dada ayam di dalam butter, otomatis kita menambahkan lemak-lemak jenuh yang telah ada di dalam ayam. Karena butter kaya dengan lemak-lemak jenuh, lebih baik kita menggunakannya dengan tidak berlebihan. Kentang goreng seringkali diolah menggunakan hidrogenated vegetable oils otomatis dia diikat dengan trans-fats yang memicu isu-isu kesehatan seperti kanker.

Makanan-makanan yang digoreng di dalam vegetable oils seperti jagung, bunga matahari, kedelai dan canola juga ditemukan menjadi tidak sesuai karena minyak-minyak ini rentan terhadap kerusakan akibat panas selama proses penggorengan. Polysaturated fat chains yang terkandung di dalam minyak-minyak ini cenderung menjadi tengik ketika terkena panas tinggi dan dapat menghasilkan radikal-rasikal bebas di dalam tubuh, menyebabkan inflammation dan reaksi-reaksi tidak sehat lainnya.

Makanan-makanan yang digoreng tidak baik bagi yang ingin menurunkan berat badan. Proses penggorengan akan meningkatkan kalori akibat penambahan kadar lemaknya. Memakan makanan-makanan yang digoreng dalam penggorengan yang bergerak, direbus ataupun dipanggang akan lebih sehat karena hanya sedikit panas yang memicu kerusakan dan tidak ada peningkatan kandungan lemak/kalori secara nyata (ESR).

Disarikan dari berbagai sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar