Jumat, 31 Desember 2010

BELAJAR DARI KEMELARATAN, PENDERITAAN DAN COBAAN

Pendahuluan (Fakta dan Data)
Tak ada selembar pun daun yang jatuh tanpa ijin-Nya. Dan apapun yang terjadi tujuannnya adalah untuk memuliakan kita. Di ujung tahun 2010 ini, saat yang baik untuk mengingat kembali beberapa pelajaran hidup yang diberikan-Nya bagi kebaikan umat manusia. Masih belum hilang dari ingatan kita beberapa pelajaran penting yang dapat kita petik dari bencana yang terjadi di Indonesia, mulai dari Gempa dan Tsunami di Aceh, 26 Desember 2004 yang menghentakkan kemapanan, Gempa di Yogjakarta, 27 Mei 2006, Kelaparan di Yahukimo pada September 2009, Gempa di Padang, 30 September 2009 dan yang masih segar dari ingatan kita adalah Banjir di Wasior, 4 Oktober 2010, Gempa dan Tsunami di Mentawai, 25 Oktober 2010 dan erupsi Gunung Merapi 26 Oktober 2010, serta yang sampai saat ini masih tetap berlangsung adalah erupsi Gunung Bromo. Bahkan Kepala BNPB, seperti yang kusaksikan di Kabar Siang tvOne, hari ini, 31 desember 2010 memprediksi bahwa di Bulan Januari – Maret 2011 masih sangat dimungkinkan terjadinya banjir bandang, putting beliung dan sejenisnya akibat dari anomali musim akibat pemanasan global.

Pelajaran yang Dapat Dipetik
Kerusakan yang ditimbulkan oleh kemelaratan, penderitaan dan cobaan tersebut meliputi harta dan nyawa yang sudah tak terbilang jumlahnya. Ribuan orang meregang nyawa, infrastruktur dan lahan porak poranda. Maka, kiranya kita dapat mengambil banyak pelajaran, betapa kekuasan Allah, Tuhan Pencipta Alam ini sangat besar. Karenanya tidak layak bagi kita, ---manusia--- untuk menyombongkan diri, terlalu congkak untuk bersyukur, tidak mau bersujud di hadapan-Nya, menggunakan kekuasaan untuk berlaku sewenang-wenang, merusak alam, mengkorupsi hak orang lain, menggunakan sedikit kecerdasan yang dipinjamkan Allah untuk menipu orang-orang yang tidak berdaya, dan tidak peduli lagi akan penderitaan orang-orang di sekitar.
Tuhan, mengijinkan kemelaratan, penderitaan dan bencana untuk mengajari kita tentang bagaimana seharusnya memperlakukan alam, mengasihi sesama, bekerja sama dalam mengatasi masalah, dan menggunakan kekuasaan secara bijak. Oleh karenanya kita harus ikhlas menerima semuanya. Karena hal-hal tersebut yang menjadikan kita lebih mulia sebagai manusia yang seutuhnya. Kita harus tetap belajar, berkarya untuk menghasilkan sesuatu yang bermakna bagi kehidupan kita sebagai pribadi dan menebarkan kebaikan bagi terciptanya kehidupan masyarakat yang saling peduli dan menyayangi. Maka kedamaian akan tercipta. Dalam suasana damai, akan lebih dimungkinkan bagi dilakukannya ibadah, upaya berdialog dengan Sang pencipta, untuk mengerti tentang tujuan penciptaan kita. Jika Allah menghendaki, maka kasih sayang-Nya akan mengijinkan kita untuk berpulang ke surga yang dijanjikan-Nya.

Dasar Hukum
Ada baiknya kita manfaatkan detik-detik terakhir menutup tahun 2010 ini dengan membuka kembali apa yang diwahyukan-Nya mengenai hal ini. Dalam QS. Al-Baqarah (2) ayat 213 – 214:
213. Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-NYA bersama mereka kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan diantara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena kedengkian diantara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus.
214. Ataukah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan dan diguncang (dengan berbagai cobaan), sehingga rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.

Dalam ketundukan (ketakutan) dan kepatuhan kepada-Nya, kita harus tetap optimis, ---terus belajar dan berkarya dengan ikhlas--- yakin bahwa dalam kemelaratan, penderitaan dan cobaan yang terjadi ada banyak hikmah yang dapat dijadikan pelajaran hidup bagi kita. Dan Allah, telah berjanji bahwa sesudah kesulitan pasti ada kemudahan sebagaimana tertuang dalam QS. Alam Nasyrah (94) ayat 5 – 8:
5. Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
6. Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.
7. Maka apabila engkau telah selesai (dari sesuatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain),
8. Dan hanya kepada Tuhanmulah engkau berharap.

Bahkan menurut M. Quraish Shihab, penulis Tafsir Al Misbah, karena jaraknya sangat dekat dapat diartikan sebagai “sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”. Jadi janganlah kita berputus asa, mari kumandangkan syair-syair doa yang mengagungkan dan menyucikan nama-Nya sembari terus belajar dan berkarya. Detik-detik tahun baru 2011 akan segera datang, mari kita sambut dengan penuh syukur dan pengharapan, semoga hari esok lebih baik! Amiiin (ESR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar