Senin, 27 Desember 2010

PENGGUDANGAN BAHAN PANGAN

Pendahuluan
Ajaran yang diturunkan Allah, Tuhan Sang Maha Pencipta adalah tuntunan bagi kebaikan seluruh ummat manusia, bukan hanya segolongan orang dengan agama tertentu saja. Oleh karenanya, kita seyogyanya mempelajari dan menerapkan ajaran tersebut untuk kemakmuran seluruh ummat manusia di bumi. Di dalam Al Qur’an, khususnya Surat Yusuf terdapat tuntunan tentang penggudangan bahan pangan. Hal ini sangat relevan untuk didiskusikan saat ini, mengingat kondisi iklim yang mulai berubah akibat pemanasan global sehingga sepanjang tahun 2010 ini hampir dalam seluruh bulan terdapat hujan. Di tahun-tahun mendatang, sangat mungkin (meskipun saya berdoa dengan sungguh-sungguh agar tidak terjadi) musim kemarau akan sangat panjang.
Sebelum mempelajari lebih detil tentang sistem penggudangan bahan pangan, sekiranya kita perlu melihat kembali tentang tuntunan tersebut. Berawal dari mimpi seorang Raja Mesir sebagaimana tertuang dalam QS. Yusuf (12) ayat 43 seperti berikut:
Dan raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sai betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.”
Dalam ayat 46 – 49 berbunyi:
46. “Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada oang-orang itu, agar mereka mengetahui.”
47. Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.
48. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.
49. Setelah itu akan datang tahun, dimana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).

Faktor-faktor Yang Menentukan Umur Simpan
Diskusi kali ini difokuskan pada penyimpanan bahan pangan khususnya biji-bijan seperti padi, jagung, kedelai dan kacang hijau. Terdapat beberapa hal yang penting untuk diperhatikan sebelum dilakukan penyimpanan biji-bijian. Diantaranya:
1. Kadar Air Bahan
Kadar air biji-bjian setelah panen harus diturunkan sampai berkisar antara 9 sampai dengan 14%. Kadar air yang tinggi akan memungkinkan tumbuhnya jamur, sehingga bahan pangan akan berbau apek. Jika faktor lain (suhu dan kelembaban gudang) tetap maka semakin rendah kadar air, umur simpan biji-bijian akan semakin panjang.
2. Suhu (temperatur) Udara di Ruang Penyimpanan
Suhu sangat berpengaruh terhadap umur simpan suatu bahan pangan. Suhu yang tinggi akan menyebabkan biji-bijian cepat rusak karena terjadinya kondensasi uap air di dalam ruang penyimpanan. Uap air yang terkumpul akan mendorong tumbuhnya jamur dan pembusukan. Suhu yang rendah akan memperpanjang umur simpan. Untuk itu diperlukan pertukaran udara, yaitu mengeluarkan udara panas dari dalam gudang dan menggantinya dengan udara yang dingin, misalnya udara pagi. Hal ini perlu dilakukan mengingat biji-bijian juga akan melakukan respirasi yang menghasilkan panas, sehingga suhu udara di sekitarnya meningkat.
3. Kelembaban Udara (Relatif Humidity) di Ruang Penyimpanan
Udara yang lembab mengandung uap air yang tinggi, sehingga sangat berkorelasi terhadap tumbuhnya jamur. Oleh karena itu perlu adanya penurunan kelembaban udara di ruang penyimpanan. Hal-hal yang dapat digunakan untuk menurunkan kelembaban udara adalah dengan melewatkan udara yang akan masuk ke ruang penyimpanan melalui absorben, misalnya silica gel. Dengan menggunakan silica gel maka kelembaban udara relatif kering, sehingga umur simpan biji-bijian akan lebih panjang.
Berdasarkan pada point 2 dan 3 maka seyogyanya setiap pagi hari dilakukan pertukaran udara di dalam gudang dengan udara luar yang dingin, namun telah diturunkan kelembabannya menggunakan absorben.
4. Hama Gudang
Sebelum dilakukan penyimpanan biji-bijian, maka harus dipastikan bahwa gudang terbebas dari hama. Semua lubang yang memungkinkan hama masuk ke dalam gudang harus ditutup sehingga tidak terjadi kontaminasi selama penyimpanan berlangsung. Adanya hama di dalam gudang akan meningkatkan resiko penularan suatu penyakit yang dibawa oleh hama tersebut.

First In First Out
Hal yang juga penting untuk diperhatikan adalah bahwa bahan pangan yang pertama kali dimasukkan harus dikeluarkan lebih dahulu. Hal ini perlu dilakukan agar tidak ada bahan yang terlalu lama disimpan di gudang sehingga menjadi rusak dan menyebabkan bahan yang baru dimasukkan ikut menjadi rusak. Penataan barang di dalam gudang harus diatur sedemikian rupa dan diberi kode tanggal bahan tersebut dimasukkan sehingga dapat diterapkan first in first out.

Kesimpulan
Penggudangan bahan pangan sangat perlu untuk dilakukan agar dapat digunakan sebagai cadangan makanan pada saat dibutuhkan. Musim penghujan yang berlangsung sepanjang tahun dapat dimanfaatkan untuk menanam padi 3x setahun ---tentunya dengan menambahkan nutrisi bagi tanah secukupnya--- agar jika nantinya terjadi musim kemarau telah tersedia bahan pangan yang cukup (ESR).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar