Minggu, 10 Mei 2009

TANAMAN YANG BERMANFAAT BAGI KESEHATAN

A. Pendahuluan

   Musim penghujan telah tiba, musim pengharapan akan disuburkan-NYA bumi dan ditumbuhkan-NYA aneka tanaman. Datangnya musim penghujan merupakan petunjuk bagi petani untuk bergegas mengolah tanah, menebar benih dan bermunajat pada Sang Pemberi Kehidupan agar memakmurkan sawah dan ladang mereka. Jangan ketinggalan pembaca, marilah kita manfaatkan lahan pekarangan di sekitar rumah untuk menumbuhkan tanaman buah-buahan, sayuran, obat-obatan dan aneka jenis bunga. Tidak memiliki pekarangan? Pembaca tidak perlu khawatir karena anda dapat menggunakan polibag (kantong plastik) atau paralon untuk menanam. Memandangi hijaunya tanaman dan semaraknya bunga akan menyejukkan hati dan menumbuhkan rasa syukur di dalam diri. Apalagi kalau kita menanam tanaman yang berkhasiat obat dan menjaga kebugaran tubuh, maka kita tidak perlu lagi khawatir harus menyediakan anggaran belanja yang besar untuk menjaga kesehatan badan kita. Jadi, anda tidak perlu lagi mengeluarkan uang puluhan, bahkan ratusan ribu untuk membeli produk-produk bermerk luar negeri untuk menjaga kesehatan.  

Seiring dengan merebaknya konsep kembali ke alam (back to nature) di kalangan masyarakat kita, maka beragam produk luar negeri yang mengatasnamakan kesehatan booming di pasaran. Dampaknya, masyarakat seringkali kurang bijaksana dalam membelanjakan uangnya. Sebagai contoh, ada produk luar negeri yang mengiklankan diri seperti ini, mengkonsumsi produk tersebut sama dengan memakan 3 kg sayuran. Tahukah anda berapa harga jual produk tersebut? Lebih dari Rp. 170.000,- pembaca. Sekarang, bandingkan harga produk tersebut dengan harga 3 kg sayuran di pasar tradisional, seperti wortel, bayam atau buncis, pastilah tidak jauh dari angka Rp. 10.000,-. Kami tidak mengajak pembaca untuk mengabaikan kesehatan, namun sudah selayaknya kita membelanjakan uang yang kita peroleh dengan susah payah sebijaksana mungkin. Kini saatnya kita cermati kembali manfaat tanaman di sekitar rumah kita. Banyak sekali tanaman yang sering kita temui merupakan bahan baku obat-obatan, kosmetika ataupun penghasil aroma untuk relaksasi. Saat ini berbagai jenis tanaman non-edible diyakini merupakan sumber-sumber kimiawi alamiah penghasil berbagai zat yang dapat mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit.

B. Kajian Al-Qur’an

QS. Al-Ma’idah (5) Ayat 88 berbunyi: “Dan makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kamu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu terhadap-NYA adalah mu’minύn.” Sedangkan dalam QS. An-Nahl (16) Ayat 114 redaksinya berbunyi: Maka makanlah dari apa yang direzekikan Allah kepada kamu dalam keadaan halal lagi baik; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya kepada-NYA saja menyembah.

Perintah Allah yang tertuang dalam ayat-ayat di atas menghasilkan makna larangan dan perintah bolehnya memakan segala yang halal. Dan, makanlah makanan yang halal, yakni yang bukan haram lagi baik, lezat, bergizi dan berdampak positif bagi kesehatan dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kamu, dan bertakwalah kepada Allah dalam segala aktivitas kamu yang kamu terhadapnya adalah mu’minύn, yakni orang-orang yang mantap keimanannya. Yang dimaksud dengan kata makan pada ayat ini, adalah segala aktivitas manusia. Ayat-ayat tersebut memerintahkan untuk memakan yang halal lagi baik. Ketika menafsirkan QS. Al-Baqarah (2) Ayat 68 M. Quraish Shihab sebagaimana tertuang dalam Tafsir Al-Mishbah Volume 3, Cetakan ke X, Januari 2008 mengemukakan bahwa, tidak semua makanan yang halal otomatis baik. Karena halal terdiri dari empat macam, yaitu: wajib, sunnah, mubah dan makruh. Aktivitas pun demikian. Ada aktivitas yang walaupun halal, namun makruh atau sangat tidak disukai Allah, yaitu pemutusan hubungan. Selanjutnya, tidak semua yang halal sesuai dengan kondisi masing-masing pribadi. Ada halal yang baik buat si A karena memiliki kondisi kesehatan tertentu, dan ada juga yang kurang baik untuknya, walaupun baik buat yang lain. Ada makanan yang halal tapi tidak bergizi, dan ketika itu ia menjadi kurang baik. Yang diperintahkan Al-Qur’an adalah yang halal lagi baik.

C. Tanaman Rempah dan Obat
Tanaman rempah dan obat dapat dikelompokkan berdasarkan bagian tanaman yang dominan dipergunakan, yakni rimpang, daun, buah, biji dan batang.

1. Rimpang
a. Jahe. Jahe (Zingiber officinale) bermanfaat sebagai bumbu dan bahan baku obat tradisional. Sebagai obat, jahe dapat menanggulangi masuk angin, batuk, influenza, dan rasa dingin akibat demam. Sebagai bumbu, jahe efektif menghilangkan bau amis pada berbagai masakan berbahan dasar ikan atau daging, selain itu dapat memberikan rasa sedap. Setelah panen, rimpang jahe harus dicuci bersih dan dikeringanginkan kemudian disimpan di tempat yang bersih dengan sirkulasi udara yang baik. Jahe dapat diolah menjadi sirup jahe, jahe instan, serbuk jahe, dan pikel jahe. Sirup jahe adalah air sari daging rimpang jahe ditambah air dan gula yang dimasak sampai mendidih kemudian dikemas dalam botol. Serbuk jahe adalah hasil pengeringan jahe yang ditumbuk menjadi butiran halus. Jahe instan adalah produk kristal air sari jahe yang ditambah gula pasir. Sedangkan pikel jahe adalah produk olahan fermentasi jahe dengan penambahan cuka. Saat ini dikembangkan pula manisan jahe kering dan manisan jahe basah. Produk olahan jahe lain yang telah lama dikenal dalam dunia industri adalah minyak jahe dan oleoresin jahe.

b. Kencur. Kencur (Kampferia galanga L) merupakan bahan baku industri obat tradisional, fitofarmako, bumbu, minuman penyegar, saus rokok, komponen parfum, dan kosmetika (de Padu, et al, 1999). Kandungan zat dalam rimpang kencur dapat mengatasi kelelahan, demam dan meningkatkan stamina tubuh. Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal minuman beras kencur yang menyegarkan. Minuman beras kencur dibuat dari campuran air sari rimpang kencur, beras segar tumbuk dan gula. Dewasa ini dikembangkan pula manisan kering kencur, pikel kencur dan instan kencur.
 
c. Temulawak. Temulawak merupakan bahan baku obat tradisional, sumber bahan pangan, pewarna, bahan baku industri kosmetika dan minuman segar. Temulawak dapat digunakan untuk mengatasi gangguan hati dan penyakit kuning, baik berupa rebusan maupun seduhan rimpang yang dijadikan bubuk. Pati rimpang temulawak dapat digunakan untuk makanan bayi dan bahan kue. Rimpang temulawak beraroma tajam, rasanya pahit agak pedas. Temulawak mempunyai khasiat laktagoga, kolagoga, antiinflamasi, tonikum dan diuretik. Minyak atsiri temulawak, juga berkhasiat fungistatik pada berbagai jenis jamur dan bakteriostatik pada mikroba Staphyllococcus sp. dan Salmonella sp. yang menyebabkan sakit. Temulawak dijual dalam bentuk rimpang segar, bubuk kering, potongan kering (chips), instan maupun dalam kapsul. Untuk mempertahankan daya simpan temulawak segar perlu diperhatikan berbagai faktor antara lain pencucian setelah panen, kebersihan wadah pengemas dan ruang penyimpanan, suhu dan kelembaban ruangan.  

d. Kunyit. Kunyit (Curcuma domestica) adalah tanaman rimpang yang banyak dipergunakan sebagai pewarna, bumbu dapur dan obat-obatan. Warna kuning pada kunyit disebabkan oleh senyawa kurkuminoid yang diyakini merupakan sumber antioksidan, antiinflamasi dan memiliki khasiat mencegah kanker. Para putri di kerajaan Jawa mempergunakan kunyit sebagai campuran bedak dingin pelembab dan penghalus kulit. Dalam tradisi Tiongkok kunyit diyakini dapat menyembuhkan penyakit dada dan perut, mengatasi rasa sakit saat haid, dan memperlancar aliran darah. Rimpang kunyit diolah lebih lanjut menjadi rimpang kering, bubuk kunyit, kunyit instan, minuman kunir asem yang sangat terkenal, campuran berbagai bedak dingin untuk menjaga kecantikan para putri, dan manisan kering yang enak. Sebagai bumbu masakan, kunyit dijumpai pada hampir semua jenis masakan Indonesia mulai dari aneka macam soto, gulai, kare, penghilang amis pada ikan, dan sebagainya.  

2. Daun, Bunga dan Buah
a. Pegagan. Pegagan (Centela asiatical) banyak dimanfaatkan untuk meningkatkan ketahanan tubuh, penyembuh luka, radang, reumatik, asma dan wasir serta memperlancar peredaran darah. Pegagan kaya akan berbagai komponen minyak atsiri seperti sitronelal, linoleal, menthol dan sebagainya. Namun pegagan juga memiliki sifat narkotis yang akan mengakibatkan pening jika dikonsumsi dalam jumlah terlalu banyak. Panen daun pegagan dilakukan setelah tanaman berumur 3-5 bulan dengan cara memangkas daun dan batangnya. Setelah dicuci bersih daun pegagan dikeringkan dengan sinar matahari atau mesin pengering bersuhu 60oC hingga kadar airnya mencapai 4%. Selanjutnya daun pegagan kering digiling kemudian dikemas dan dikonsumsi sebagai sebagaimana teh, bahkan sekarang ada yang dijual dalam bentuk seperti ceh celup. 

b. Lidah Buaya. Kandungan nutrisi lidah buaya sangat lengkap antara lain vitamin B, C dan E dan berbagai macam kalsium seperti kalsium, natrium, besi dan asam amino. Daun lidah buaya dipanen pada umur 12 bulan setelah tanam. Setelah kulit daun yang berwarna hijau dikupas gel lidah buaya yang berwarna bening dapat diolah lanjut menjadi bahan minuman segar, nata de aloe, campuran jelly, lidah buaya instan atau bahan dasar aneka produk kecantikan, baik sebagai penghalus kulit muka ataupun penyubur rambut. Konsumsi lidah buaya segar secara teratur akan memperbaiki sistem kekebalan tubuh, memperlambat penuaan, meningkatkan metabolisme, menurunkan kadar kolesterol, dan bersifat anti racun. Upaya penghilangan lendir dari daun lidah buaya dapat dilakukan dengan pencucian dalam air mengalir atau perendaman dalam air garam. Peningkatan kekenyalan gel dapat dilakukan dengan perendaman dalam air kapur. 

c. Kumis Kucing. Daun kumis kucing berkhasiat untuk meluruhkan batu ginjal, melancarkan buang air kecil, menunkan kadar glukosa darah, dan besifat antibakteri. Menurut penelitian khasiat kumis kucing disebabkan oleh kandungan aortosifonin, saponin, garam alkali dan senensetin. Khasiat daun kumis kucing optimal jika kuncup bunga mulai mekar. Pemanenan daun dilakukan dengan cara memetik 4-10 daun bagian atas bersama batangnya. Selanjutnya daun dikeringanginkan dan dikemas. 

d. Mengkudu. Buah mengkudu ampuh mengatasi penyakit-penyakit degeneratif seperti asam urat, jantung koroner, masalah persendian, dan sebagainya. Mengkudu dikonsumsi dalam bentuk sari buah/jus, pasta, serbuk dan kapsul. Heynicle (1999) menyebutkan bahwa mengkudu masak mengandung senyawa proxeronine yang berfungsi sebagai pengatur kebutuhan protein di dalam tubuh, sedangkan para peneliti Jepang menemukan zat-zat antikanker di dalam mengkudu.

3. Buah
a. Pala. Pala (Myristica fragants houtt) dipergunakan untuk membuat minuman dan bumbu masak, serta berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Bagian tanaman yang diolah lanjut adalah buah dan biji. Daging buah pala diolah menjadi manisan pala yang disukai konsumen karena sensasi rasa dan aromanya serta bermanfaat untuk menghilangkan bau mulut dan mengatasi kesulitan tidur. Buah dan biji pala mengandung senyawa miristisin, saponin, polifenol, dan flavonoid. Minyak atsiri yang terkandung dalam buah pala dapat dipergunakan untuk mengatasi radang telinga, mual dan muntah. 

b. Adas. Adas banyak digunakan untuk menanggulangi penyakit dada, ginjal, punggung, perut kejang, kangker usus, dan gangguan pernafaan. Adas juga diketahui dapat mengatasi gangguan tidur. Kandungan minyak atsiri utama adas adalah anethol (50-80%), limonene, estragol dan sebagainya. Di negara-negara India, Mesir dan Iran adas juga dimanfaatkan sebagai bumbu masak. Adas sebagi obat dikonsumsi dalam bentuk bubuk ataupun minyak atsiri.
 
c. Lada. Lada (piper nigrum) merupakan jenis rempah yang popular dimanfatkan sebagai obat dan penyedap aneka masakan.  

4. Batang
a. Kayu Manis. Kayu manis (Cinnamomum) dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan cita rasa masakan dan minuman. Bagian tanaman yang dipergunakan sebagai sumber utama minyak atsiri kayu manis adalah kulit batangnya. Bubuk kayu manis dipergunakan dalam industri kue, roti dan permen atau diolah lanjut menjadi minyak atsiri ---bahan aromaterapi--- untuk menenangkan perasaan dan meredakan emosi dan oleorisin yang dipergunakan dalam industri makanan dan kosmetika. Minyak atsiri juga memiliki daya antimikroba, membangkitkan selera, menguatkan dan lambung. Industri kosmetika mempergunakan kayu putih untuk menyegarkan bau sabun, deterjen, lotion, parfum atau cream.  

D. Tanaman Atsiri
 Tanaman sumber atsiri adalah jenis tanaman yang dikenal dan dibutuhkan karena aromanya yang khas dan dapat berfungsi sebagai obat, pengharum tubuh, pengharum ruang dan pengharum makanan. Indonesia memiliki beragam tanaman sumber minyak atsisri untuk berbagai kepentingan. Untuk kepentingan pengobatan misalnya terdapat adas, cengkeh, pala, kayu putih dan sirih. Untuk kepentingan pengharum terdapat tanaman melati, kenangan, aneka jenis jeruk (limau, nipis, purut), sereh wangi, kayu manis, nilam, pinus, kapur barus, lavender. Untuk pengharum makan terdapat pala, cengkeh, kayu manis, vanili, lengkuas, lempuyang, sereh bumbu, adas, seledri, ketumbar. Minyak atsiri biasanya disuling dari bahan tumbuhan segar atau bahan tumbuhan yang telah dikeringanginkan hingga kadar air 16-23%. Agusta (200) menjelaskan bahwa sebagai obat, minyak atsiri memiliki khasiat antara lain sebagai ; ekspektoran, antiseptik, analgesik, antiinfeksi, antibakteri, deodoran, stimulan, diuretik, antidepresan, dan sebagainya.  

Teknologi Ekstraksi Minyak Atsiri
 Minyak atsiri diambil dari bahan segar tanaman dengan cara konvensional (penyulingan, ekspresi dan ekstraksi) atau cara modern (penyulingan molekular atau penyulingan uap ekstraksi pelarut berkelanjutan). Minyak atsiri yang berkualitas adalah minyak yang penampakannya jernih, dan memiliki keharuman alami. Pada suhu rendah minyak atsiri berkualitas baik tidak akan memadat. Komponen minyak atsiri sangat kompleks dan penentu aromanya adalah senyawa dengan persentase paling tinggi. Berdasarkan susunan senyawa kimiawi yang berpengaruh pada aroma dan efeknya, maka minyak atsiri bisa dikelompokkan sebagai perancah (flavouring), badan dasar parfum dan obat. Salah satu jenis minyak atsiri yang memiliki nilai ekspor tinggi dan giat dikembangkan dikalangan petani dewasa ini adalah nilam.

Sekilas tentang tanaman nilam
 Nilam adalah tanaman sumber minyak atsiri yang memiliki nilai ekonomi penting dan dapat dipergunakan sebagai bahan dasar berbagai produk industri hilir seperti bahan obat-obatan, aromaterapi dan parfum. Dewasa ini minyak nilam merupakan komponen utama yang sangat dibutuhkan dalam industri parfum sebagai zat pengikat (fixative). Komponen utama minyak nilam (patchauli alcohol), merupakan senyawa yang diperlukan sebagai zat pengikat tersebut, sehingga kemurnian minyak nilam ditentukan oleh kandungan zat ini. Sebagai obat-obatan minyak nilam dipergunakan sebagai bahan anti septik. Sebagai zat sumber aroma terapi, minyak nilam diyakini dapat mengatasi depresi dan gangguan insomnia. Jenis tanaman nilam yang umum dibudiayakan petani adalah nilam Aceh (Pogostemon cablin) karena kadar minyaknya lebih tinggi dibandingkan nilam jawa (P. heynamus). Namun, selama ini minyak nilam aceh selalu mengalami tekanan dalam hal kualitas terutama warna minyak yang keruh karena adanya besi yang terlarut. Hal tersebut terutama disebabkan oleh penggunaan peralatan penyulingan yang masih konvensional. Selain intu tingkat kemurnian minyaknya yang rendah karena petani mencampurnya dengan minyak kruing juga menjadi permasalahan dalam produksi minyak nilam kita. (ESR/SAM)  


Pesan Kebaikan Bulan Ini: 
Cinta keluarga akan mendorong kita untuk menghasilkan karya terbaik dan menjauhkan kita dari masalah. Tunjukkan cinta dengan mengajarkan kebenaran dan menghidangkan makanan yang bergizi seimbang & tidak mengandung zat berbahaya yang diperoleh secara baik. Ajaran kebenaran akan menjauhkan kita dari masalah dan asupan nutrisi yang cukup akan menyehatkan badan & memberi kesempatan untuk melakukan hal-hal hebat! Ingatlah, makanan yang tidak aman akan mendatangkan penyakit! 


1 komentar:

  1. penyulingan uap ekstraksi pelarut berkelanjutan itu yang bagaimana?

    BalasHapus